Kalau untuk bikin acara yang digelar satu dua hari ini saja kita butuh sebuah proposal, mengapa untuk hidup kita yang berjalan puluhan tahun kita tidak membuat proposal?Mengapa kita membiarkan hidup kita mengalir tanpa arah, tanpa tujuan, tanpa cita-cita?”( Jamil Azzaini )
Sepenggal kalimat diatas saya kutip dari bukunya pak Jamil Azzainim, buku yang lebih berupa workbook yang mengajak kita melakukan action untuk menuliskan proposal hidup kita sembari kita membaca buku tersebut. Sering sekali kita memiliki rencana di pikiran kita, namun karena kita tidak menuliskannya, maka rencana itu akan menguap seketika dan kita lupa. Maka untuk itu, melalui buku ini kita diajak untuk menuliskannya sehingga kita bisa mengecek kembali apa yang menjadi tujuan hidup kita, pencapaian-pencapaian apa yang kita inginkan.
Di dalam buku tersebut dijelaskan bahwa kita harus menyadari bahwa kita adalah masterpiece dalam hidup kita. Kita adalah special. Harga kita mahal, maka kita harus mempertanggungjawabkan hidup kita kepada sang pencipta dengan menetapkan prestasi apa yang ingin kita raih.
Berdasarkan riset
di lakukan terhadap lulusan MBA Harvard Business School antara tahun
1979 dan 1989 berkaitan dengan penulisan rencana hidup. Pada tahun 1979
para lulusan MBA tersebut ditanya “apakah anda telah menyusun suatu
impian dan rencana hidup yang jelas, spesifik, dan tertulis?”. Sepuluh
tahun kemudian, 1989, kelompok yang sama di survey lagi. Hasilnya, 13%
yang menyatakan memiliki impian dan rencana hidup yang jelas, spesifik,
tetapi tidak tertulis, memiliki penghasilan rata – rata dua kali lipat
dibandingkan mereka yang 84 % tidak memiliki impian yang jelas. Yang
luar biasa adalah kelompok 3%, para lulusan yang memiliki impian dan
rencana hidup yang jelas, spesifik, dan tertulis memiliki penghasilan
yang besarnya rata – rata 10 kali lipat dibandingkan 97% lulusan sekolah
bisnis tersebut.
Bagaimana dengan kita? sudahkah menuliskan proposal hidup kita untuk diajukan dan dipertanggungjawabkan kepada sang empunya kita? Jika sudah, SELAMAT!! jika belum, mari tuliskan sekarang.